Jumat, 16 Mei 2014

 
Cara memerah susu sapi atau kambing hingga menjadi susu siap minum.

Sebelum melakukan pemerahan susu sapi, ada beberapa hal yang harus disiapkan oleh peternak, diantaranya :
• cuci/bersihkan kambing atau sapi dengan air hangat
• kandang sapi sudah dibersihkan
• peralatan yang akan digunakan berada dalam keadaan steril

Kegunaan pembersihan hewan dengan air hangat bertujuan untuk :
• merangsang keluarnya air susu
• mengurangi kemungkinan air susu terkontimanasi oleg bakteri
• mengurangi munculnya masitis

Jika sesekali kambing atau sapi menendang siapkan tali untuk mengikat tali belakangnya,termasuk mengibas ekor agar tidak mengganggu proses pemerahan susu.
Gangguan masitis jika dibiarkan bisa mempengaruhi produksi susu sapi, menurunkan produksi susu hingga 30 %.
Suhu air yang digunakan untuk mencuci ambing sapi berada diantara 48 – 57 derajat celcius, dan lebih baik jika air mengandung disenfektan.
Umumnya peternak menggunakan air yang mengandung :
• campuran amonium
• campuran iodine cair

Selain untuk membersihkan kambing, cairan ini juga digunakan untuk membersihkan alat yang akan digunakan dalam memerah susu.
 Cara pembersihan kambing adalah dengan cara:
1. Manual
Yaitu dengan mengelapkan handuk basah ke kambing, dan kemudian dikeringkan dengan menggunakan handuk kering.
2. Modern
Pada peternakan yang sudah modern, pencucian ambing sapi dilakukan dengan menggunakan alat semprot khusus yang diisi dengan air hangat.

Untuk memerah susu sapi, bisa digunakan metode :
1. Manual
Dengan menggunakan tangan, yang terbagi menjadi tiga cara, yaitu :
1. menggunakan lima jari
2. kunevelens
3. strip method
2. Modern
Dengan menggunakan mesin perah. Biasanya digunakan pada negara penghasil susu sapi dalam volume besar untuk menghemat waktu dan tenaga.

Namun penggunaan mesin perah tidak dianjurkan untuk pemerahan pertama pada sapi betina yang baru dewasa karena bisa menyebabkan luka pada ambing sapi.
Dan bila dalam tiga hari pertama pemerahan menggunakan tangan tidak bisa membuat susu sapi keluar, maka sapi betina yang baru pertama kali diperah susunya bisa diberikan suntikan hormon oxytocin.
Berikut adalah factor yang menentukan kualitas sapi atau kambing :
1. Genetik dan Ukuran Sapi
Jenis bangsa sapi adalah faktor yang sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas air susu yang dihasilkan oleh sapi.
Walaupun terkadang perbedaan lebih terlihat antara masing – masing individu sapi dibandingkan dengan perbedaan antar bangsa sapi.
Ukuran ambing sapi yang lebih besar cenderung menghasilkan susu yang lebih banyak dibandingkan dengan sapi yang yang memiliki ambing kecil.

2. Kebuntingan dan Laktasi
Semakin besar kebuntingan pada sapi, maka semakin sedikit pula susu yang dihasilkan oleh sapi.
Hal ini disebabkan pakan yang didapat oleh sapi digunakan untuk membesarkan janin bukan untuk memproduksi susu.

Satu – dua bulan setelah melahirkan, kadar lemak pada susu sapi akan sedikit berkurang.
Tiga – empat bulan setelahnya kadar lemak pada susu sapi relatif lebih stabil.
Pada akhir laktasi, kadar lemak pada susu akan lebih meningkat.

3. Usia dan Masa Kawin
Puncak produksi terbanyak terjadi saat sapi mencapai umur 7 – 8 tahun.
Sapi yang berada di bawah umur produksi, kuantitas sapi yang dihasilkan masih rendah karena masih berada dalam tahap pertumbuhan.
Begitu juga saat sapi sedang berada dalam masa siap kawin, produksi susunya akan menurun, yang bisa disebabkan oleh menurunnya nafsu makan pada sapi yang sedang etrus (berahi).

4. Kering Kandang
Diantara laktasi, sapi harus diberikan waktu istirahat yang sering disebut dengan periode kering kandang.
Periode kering kandang yang disarankan adalah antara 6 – 8 minggu, jika periode kering kandang lebih cepat atau lebih lama, maka bisa mereduksi produksi air susu sapi.
Sebaiknya sebelum sapi diberikan masa kering kandang, sapi hanya diberikan butiran dan kurangi pemberian air pada sapi.
Secara mendadak lakukan pemberhentian memerah susu selam kurang lebih 60 hari setelah atau sebelum beranak.


5. Frekuensi Pemerahan
Frekuensi pemerahan susu akan mempengaruhi volume air susu yang dihasilkan dan juga kualitas air susu.
Penelitian menunjukan, bahwa sapi yang diperah sebanyak 2 kali sehari menunjukan kadar lemak yang lebih tinggi pada pemerahan di pagi hari.
Sedangkan jika sapi diperah sebanyak 4 kali dalam sehari, maka kadar lemak pada susu akan meningkat pada keesokan harinya.